Rabu, 09 Oktober 2013

One Day in Your Life

Waaaaaaaaaa, sebulan lebih lamanya tidak mengguncang blog. Maklum, tingkat kesibukan saya mencapai maksimal sebulan ke belakang ini.

Malem ini maunya ngereview acara yang berlangsung dari tanggal 9 September bulan lalu, sampai 5 Oktober kemarin ini, tapi bertahap kali ya, berhubung ini badan juga udah capek parah.

Soooooooo, finally a new day has come katanya Celine Dion dan menjadi One Day in Your Life kata si almarhum Jecko.
Pada tanggal 9 September resmilah saya menjadi seorang istri, seorang Nyonya Besar, hahahaha. Menjadi Nyonya I Komang Endiyatna.
Semua rangkaian acara yang berjalan lancar menambah buncah-buncah bahagia di hati saya. Akhirnya setelah melewati kisah yang lumayan panjang, saya dipertemukan dalam sebuah ikatan suci dengan yang tercinta.

Jadi prosesi pingitan sebenarnya sudah dimulai tanggal 7 September, H-dua acara nikah. Tapi, tetep aja saya mau nggak mau harus ketemuan sama Mas, hehehe. Iya saya nitip cairan pencuci softlense ke dia dan dianter ke rumah saya. Ketemu deeeeh, lumayan ngobatin rindu. Dan di tanggal 8 itu saya baru menyempatkan diri perawatan. Spa lengkap plus ratus. Ckckck.... Kebayang, ya, hari-hari saya sebelum nikah yang sibuk bak seorang Syahrini. Kesana kemari.Urus ini dan itu.

Sampailah di tanggal 9, subuh jam 4 saya sudah mandi karena si tukang rias bilang jam 5 sudah di rumah saya. Tunggu punya tunggu periasnya baru dateng jam setengah 6. Maka betelah saya. Dan saya ngerasa riasannya juga tekesan buru-buru. Blekliiiiiiiiiiiissssssssss!!!! Pokoknya blacklist!

Mas bbm saya sekitar jam 9 lewatan gitu, ngasi tau dia dan keluarga besar udah otewe ke rumah. Tapi perjalanan agak terhambat karena ada 5 kecelakaan sepanjang jalan. Memang, daerah asal Mas, Tabanan Bajera, jalannya itu lika liku dan banyak tikungan yang lumayan curam. Sering truk-truk pengangkut barang nyungsep disitu karena beban yang terlalu berat.
Perjalanan yang biasanya hanya ditempuh 30 menit jadi 1 jam lebih. Saya yang udah keberatan mahkota bla bla bla itu rada gelisah di bride room. Lama amiiiir booo. Kepala saya udah cena cenut duluan.

Mas dan keluarga sampai sekitar jam 11an, begitu dipanggil keluar kamar, saya rada malu-malu manja gitu sama Mas, apalagi ngeliat mukanya. Hahaha, LABIL!!
Prosesi adat dijalankan, kita berdua sembahyang sekaligus saya pamitan di pura kecil rumah. Nama adatnya mepamit, dimana si anak gadis mohon pamit karena akan hijrah ke keluarga suami dan tidak menjadi bagian adat di pura rumah itu lagi. Itu hanya simbolis sebenernya, kapanpun si cewek mau pulang ke rumahnya tetep nggak masalah kok. Oke, skip aja ya tentang adat, secara saya juga blasteran, nggak terlalu ngerti :D

Acara berjalan tanpa menyisakan deg-degan di hati saya,sampailah tiba saatnya sungkeman ke orang tua. Sebenernya di Bali nggak ada adat sungkeman, itu Papanya Mas yang minta. Secara keluarga Mas bertumbuh kembang di Jawa, jadilah kita sungkeman.
Nangis??? Jelas laaaaaaaah!!! Apalagi pas meluk Mama. Aaaaakkkk kok rasanya baru kemarin saya di unyel-unyel karena bandel dan sekarang harus bertanggung jawab atas seorang suami.

Kelar acara di rumah saya, ke Tabanan lah kita semua, ke rumah Mas, disana kita adat Mesakapan atau akad nikah gitu deh. Disana di lakukan beberapa prosesi, mungkin nanti akan saya jelaskan beserta fotonya ya. Biar afdol gitu. hehehehe.
Acara di sana juga berjalan lancar walaupun ditemani pusing dan nyut-nyutan super di kepala saya.
Selesai mesakapan, dinyatakan sah lah saya dan mas menjadi sepasang suami istri, dan kita juga dibekali wejangan oleh pemangku yang menikahkan kita.Untuk saling hidup rukun, menghargai satu sama lain, dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah kami buat bersama, dalam hal ini sebuah pernikahan.

Di hari yang sama saya melepas pelukan kedua orang tua saya dengan tangis tertahan. Malu euy nangis depan orang. Merasakan banget, kasih paling sempurna adalah dari orang tua. Saya seperti sekarang tidak lepas dari peran orang tua saya. Dan sampai mati pun saya tetap bawa nama baik orang tua kemanapun saya melangkah.

Ada hal lain lagi yang membuat saya terharu, saat mas berbisik ke saya, "Beneran kamu jadi bojoku, Hun?" sambil menatap saya dalam. Saya hanya bisa tersenyum sambil mengusap lembut anak rambutnya. Iya, aku jadi bojomu, Kampret...
Yang dulu kamu kampret-kampretin
Yang dulu kamu hina dina.....
Sekarang semoga dia bisa buat kamu bangga dan bahagia, Mpret...

I will tell you more about him.. someday, :)