Sabtu, 29 Juni 2013

Dari Tohpati Castle Kamar 1

Malem minggu ini malam minggu terakhir di Bulan Juni. Ah, sampai jumpa tahun depan ya, Juni. Senang sudah dihantarkan pada momen-momen luar biasa sepanjang Juni.

Si Mas lagi di Bandung, dong. Kondangan bareng mama-papanya dan tante-omnya. Waduh, itu anak nelpon sejam tiga kali cuma buat laporan. Laporan kondisi lapangan dan makanan. Udah kayak reporter lapangan tipi wan.

Dari beberapa foto yang doi kirim, buset sebuset busetnya deh resepsinya. Garden party gitu konsepnya, luas banget kayak lapangan golf. Dan mewah, of course.
Dia laporan untuk pembukanya, dia udah makan tiramisu, sushi tei, kambing guling, sama rib steak. Minumnya starbucks. Resepsi sekaligus cafe kali, ya.
Dan itu belum ke menu utama alias main course.
Nggak heran gembrotnya ampun-ampunan sekarang.
Dia juga katanya sempat belanja di Rumah Moda, nyari jas-jas unyuk buat prewed sih katanya, dan mau beliin aku baju juga, yang langsung aku tolak mentah-mentah.
"Pantang loh belum nikah udah beli-beliin baju. Yang nggak boleh itu baju, parfum, dompet," saya nyerocos di telepon saat dia nyampein niat beliin saya baju.
Dia udah dua kali beliin saya parfum dan selang berapa hari saya ngasi dia selembar uang (jumlahnya nggak usah! heee) sambil bilang, "Mas, ini aku bayar parfumnya, ya. Makasi"
Jadi katanya kalo dibeliin parfum itu, kita harus ngasi uang ke si pemberi, walo ngasinya cuma seribu perak. Yang penting ada yang kita bayar.
Ya, katanya orang tua gitu, ya aku nurut aja. Hihihihi..

 Well, ini saya sakit pinggang sebenernya, nggak bisa bungkuk. Hiks. Dicerewetin abis-abisan sama mama dan mas.
"Kamu itu lo paling males minum. Makanya minum air putih banyak-banyak. Ini minum cuma pas makan aja. Gimana, sih?" Mama pagi-pagi udah merepeeeeeeeetttttttt.........

Nggak lama henpon saya nyanyi lagu Coba Katakan-nya Maliq n D'Essentials, si Mas.
"Kenapa itu bisa sakit pinggang begitu? Minum dong yang banyak. Apalagi kerjanya duduk terus, Bangun pagi itu wajib minum segelas, mau berangkat minum, sampe kantor minum lagi. Pokoknya 8 gelas per hari. Terus olah raga donk pagi-pagi"
Ya, sukurlah dokter yang ini mendingan, repetnya nggak pake ngomel.

Siangnya saya ngajakin Mama sama adek saya belanja dan makan. Ceritanya abis dapet rejeki (Astungkara). Abis belanja dan makan, saya ke gedung calon tempat resepsi. Tadinya sih janjiannya jam 3 sama Office Manager, cuma saya kecepetan sampe. Ya udah, akhirnya saya ketemu staffnya, namanya Pak Nyoman.
Jam 7 malem ini ada wedding reception juga disitu, jadi pas saya kesana, dekor dan stand makanan udah siap.
Hmmm, tapi menurut saya dekornya standar banget. Saya mau posting fotonya tapi kabel data saya nggak tau nih kenapa dibilang unrecognized dan di reject sama windows. Ck!
Pas saya tanya, ternyata si penganten ngambil paket silver.
Jadi ada 5 wedding package disitu. Bronze, Silver, Gold, Platinum dan yang paling komplit adalah Diamond.
Shine bright like a diamond, jrenggg - nyanyi dikit.

Nah, saya nggak tau dekor yang minim itu apa karena pengaruh pemilihan paket yang notabene nomor 2 terbawah apa karena warnanya yang kaleman. Temanya biru, silver, putih. Dan nggak "ngangkat" di mata saya. Nggak tau juga kalo udah kena lighting ya. Pak Nyoman juga mengakui ini dekorasinya kurang elegan dalam hal pemilihan warna karena menyesuaikan permintaan si penganten.
Oke, kemaren sempat mikir mau pink salem-silver dan saya ketakutan jadinya liat dekor tadi. Saya jadi mau nambah Pink-Merah-Gold-Silver.Pink Merah Silver untuk dekor pelaminan, Merah Gold untuk dekor ruangan. Entah kayak apa jadinya. Saya juga nggak tau.
Akhirnya saya foto-foto aja itu ruangan dan saya kirim via LINE ke Mas. Eh, pas saya lihat hasil fotonya kok lumayan juga. Jeng jeng jeng...

Akhirnya saya BBM Wida, temen sekantor saya yang hari nikahnya sama kayak saya (untung beda posisi, dia teller, saya CS. Jadi bisa cuti barengan pas nikah). Dia tadi lagi barengan sama temennya yang mantan WO. Terus ngasi referensi gitu, deh, untuk tempat-tempat resepsi. Ooooh luar biasa, deh! It drives me sooo crazy. Yang begini-begini lumayan bikin sakit kepala juga, Sodara-sodara (selain sakit pinggang, tentunya).

Sakit tapi senang ~

Kamis, 27 Juni 2013

Tentang Lelaki Hebat dalam Hidupku

Saya mungkin udah berkali-kali bilang di blog ini bahwa saya suka hujan, cinta hujan, dan menikmati hujan.
Saya selalu suka aroma tanah basah berpadu rumput yang tercium samar :)

Seperti malam ini, hujan membuat beranda basah, namun hati menghangat. Dentuman nada hujan seperti merangkai nada. Saya pasti tidur nyenyak malam ini.

Hujan.

Sehabis hujan lalu terbitlah matahari yang udah siap membalas dinginnya hujan, datang menghangatkan dan mengeringkan.
Nikmatnya luar biasa.

Beranda di depan basah.
Hujan ini sepertinya terlalu deras.
Kamu, calon pelengkapku, sedang apa? Ah dia masih kerja. Meeting dengan salah satu Group Head perusahan milik negara, katanya tadi di telepon.

Saya menghabiskan malam sendu-sendu syahdu ini dengan browsing sana sini.
Si mas bikin senyam senyum hari ini.
Dia mengirimi saya something sweet di LINE, dan bikin saya ngakak-ngakak senang.
He's always full of surprise. Dari awal deket rasanya dia nggak berhenti bikin saya senyam senyum, walaupun kadang suka bikin sakit kepala juga :)

Oh iya, akhirnya dia menanggapi usul saya untuk pesan wedding invitation di jogja. Tanggapannya adalah :
"Nanti kalo mau pesen di Jogja, suruh Intan aja kesana. Dia kan deket."
Teteuuup kurang merestui saya yang kesana. :D
Itu lelaki hebat saya.

Tapi saya punya lelaki hebat satu lagi. Terhebat dalam hidup saya.

Semakin kesini, semakin saya merasakan waktu yang sedemikian berharganya dengan orang tua. Apalagi Bapak saya. Bapak bukan tipe yang dengan santai mengumbar mesra ke anaknya. Bukan juga tipe yang mencium pipi atau kening saat bertemu. Tapi saya rasakan sekali (dan Mama saya juga nyampein hal yang sama), Bapak terlihat berpikir, anaknya yang dulunya sebelum beliau berangkat kerja harus diajak keliling komplek perumahan dulu, sekarang sudah menjelma menjadi si matang yang siap dipetik.
Ini mungkin yang namanya ketidaksiapan seorang Ayah menjelang hari H anaknya?
Jujur, saya sedih. Bapak bukan orang yang ekspresif dari dulu. Saya yang dulu rangking kelas, yang terima piagam ini itu, yang dapat penghargaan saat wisuda S1, pujian setinggi langit hampir tidak pernah keluar dari mulutnya. Tapi saya tau beliau bangga. Bangganya ditunjukkan dengan apa-apa yang telah beliau katakan kepada adik-adik saya tentang saya, ditunjukkan dengan apa yang beliau lakukan dan berikan ke saya. Bukan dalam hal materi seperti uang dan barang. Tidak.
Saat saya mengutarakan niat untuk melanjutkan kuliah profesi lagi, Beliau langsung menyetujui dan mempersiapkan semua yang ada kaitannya dengan pendidikan saya, terutama dana.Apalagi saya memutuskan untuk hijrah ke kota ini. Apapun yang menunjang, Beliau sediakan. Bapak bahagia anaknya senang sekolah, karena dulunya untuk sekolah Bapak harus jualan es lilin.
Saya?? Semua sudah lengkap dari fasilitas sampai dukungan moril. Apa lagi yang bisa saya lakukan selain membahagiakan dan membuat Bapak bangga?
Dan tentang memilih.
Walaupun tidak disampaikan dengan lisan, saya tau Bapak tenang, dan Bapak percaya penuh pada calon suami saya. Yang dulunya beliau tau dia hanya sahabat saya.
Itu juga yang Mama sampaikan ke saya. Dengan tipe calon suami yang seperti Mas, Bapak merasa sudah tepat menitipkan saya kepada calon suami saya itu. Untuk dijaga, dibimbing, dan melangkah padu membangun keluarga baru. Bapak ikutan excited menyiapkan keperluan pernikahan saya, tetap dengan pribadinya yang cool :)
Mulai berandil dalam memberi pendapat ini dan itu.
Ini yang Bapak tunggu, setelah sebelumnya sempat kecewa dengan apa yang pernah terjadi antara saya dan masa lalu saya.
Saya ingin teruuus sederhana seperti Bapak. Si sukses yang tidak pernah sombong dan selalu murah hati.

Saya tidak menuntut seorang suami yang sempurna, tapi saya berharap supaya selalu mendapatkan rasa aman dan nyaman dari suami saya, seperti yang saya rasakan sepanjang umur saya bersama Bapak, lelaki paling hebat dan setia kepada keluarga. Pahlawan keluarga saya.

Bapak, ini anakmu yang baru mulai belajar jalan kembali....
Dulu,  24 tahun lalu, tangan ini yang kau genggam dan jaga saat kaki lemahnya mencoba menapak bumi dengan sepatu hasil keringatmu.
Kau tuntun, kemudian perlahan kau lepas namun tanganmu siaga di sisi kiri kanan tubuhku...

Dan tetaplah seperti itu, Bapak....
Lepas perlahan aku untuk belajar membentuk pribadiku seutuhnya.....
Namun tetap siagakan aku dengan doa-doamu yang memagari imanku, fisikku dari segala arah....
Suatu saat tangan kecil ini mungkin yang akan membantumu untuk bangkit menghampiri cucumu..
Dan kau tau, tangan kecil ini sedang berusaha melalukan hal besar untukmu...
Untuk Bapak.....







Senin, 24 Juni 2013

Hari-hari Lari-lari

Iya, hari mana mau menunggu. Dia berlari sesuka hati, kita letih berkejaran.

Akhirnya tiba di penghujung Juni. Juni punya banyak rasa, banyak cerita, banyak tawa, sedikit duka, hehehehehehe.
Masih dalam acara Road to Wedding.
Kepala saya makin cenat cenut mengingat Juni yang sudah mau habis.
Well, tadi sudah diskusi kecil, sih, sama geng Papskipapap (ini asal namanya gara-gara ngakak-ngakak nonton youtube stand up comedy si Babe). Ruru dan Gusdar, yang tak lain tak bukan juga anggota klub fotografi kantor Sebelas Photography.

Tadi sudah ngomongin konsep kasar, ngomongin -ehem- kompensasi jasa (bahasa donk, bahasa!).
Kita rencana marathon-an 3 hari, dengan konsep yang berbeda tiap harinya. Masih kekeuh sama levitasi sih sayanya, si calon mah iya iya aja dia, dia cuma ngasi ide untuk tone sama kostum.
Mikir lagi, nyari tukang make up dimana ya --__--"
Pokoknya gitu, deh. Mungkin nanti dimatengin lagi. Secaraaaaaa sayanya minim koleksi dress-dress unyu kayak cewek-cewek tantik masa kini. Rok aja cuma punya rok sekolah. Rancabana!
Wedges? Heels?? Ya, ada sih, tapi kalah saing sama sneaker dan kets. Ohlala.

Hmmm, tadi juga udah nyegat si Intan, anak cabang Bandara. Secara doski juga mo merit di waktu yang berdekatan sama saya. Nanya seputar undangan sama souvenir dan perhitungan ekspektasi jumlah souvenir yang baik dan benar.
Untuk undangan dapet rekomen di kedaiwedding.com, dan lokasinya adalah.... jreng jreng.. JOGJA!
Si calon diem bentar dan nanggepin dengan nada yang susah saya artikan :p
Vendor masih berburu. Rada kurang sreg sama vendor lokal disini. Selain costnya jauh banget sama luar Bali, desainnya juga biasa aja.

Ini juga nih, rada rempong. Saya dan cami nggak mau pake foto di undangan. Undangan itu kan pada dasarnya informatif. Itu sudah cukup. Secara namanya undangan itu habis manis sepah dibuang. Mending budgetnya dialokasikan untuk yang lain. Tapi si mamake pengen pake foto. Ah, entahlah.

Dan kegalauan berikutnya adalah apakah saya perlu memasukkan nama kepala wilayah kantor saya. Dia orang paling tinggi secara organisasi di perusahaan saya. Sekaligus tidak terlalu dekat dengan kita-kita yang level "begini". Kalo nggak diundang, ada beberapa orang kanwil yang saya undang. Kalo diundang ntar dia nanya ke sekretarisnya, "Tata itu yang mana ya?"
Cami saya bilang nggak usah. Hahahahahahha. Ini bawaan sensi kayaknya.
Berikutnya mantan. -Ewwwww-
Kalo dia sih ngundang secara pribadi enggak, tapi undang secara universal iya. Eh iya, mantannya itu satu sekolah gitu deh sama dia pas SMA. Jadi mau diundang mengatasnamakan "SMA TRIM*RTI angkatan 2002". Ya, saya mah welcome aja. Nggak masalah lah itu. Nggak ngaruh.
Kalo saya?? Mantan yang mana dulu, nih. :p

Sampe sekarang juga belom sempat ngecek gedung untuk resepsi. Sejauh ini komunikasi saya via email sama telpon aja sama pihak gedung. Sukurnya di paket yang kita pilih, udah include wedding organizer dan catering. Lumayan buat tenang, jadi saya nggak perlu nyari vendor dekorasi lagi. Tapi saya disaranin untuk liat portofolio dekorasi gedung mereka. Tanggal 29 saya udah janjian sama pihak gedung.

Untuk tema. Nah ini nih. Namanya orang tua ya, ada aja pantangannya. Katanya nggak boleh ungu dan biru. Pengen nangis meraung raung. Tadinya saya maunya Ungu-Silver atau Ungu-Gold!!!! :( :( :(
Udah googling liat-liat perpaduan warna. Pink salem-gold-silver looks good enough.

ini nih contoh pink silver. lucuk tapi kok nyewek banget ya. mentel gitu. basicly i dont like pink.
nah ini, iniiiii.... ungu!!!! :(( naksir tooooooo

oren-broke white??? hmmm


So far sih untuk warna masih berat ke ungu (teteup)! :D

Semoga cepet ngambil keputusan ya, Tataaaa... Checklist lain menunggu untuk dijamah.
Ganbatte!!!


Sabtu, 22 Juni 2013

Tuhan Tidak Mengambil, Hanya Menukar dengan Yang Lebih Baik

Tuhan tidak mengambil, hanya menukar dengan yang lebih baik.

Quote itu saya dengar dari seorang teman saya dan juga saya temukan di buku.
Lama ya saya nggak buka blog ini. Ah, dengan tingkat kesibukan kerja seperti sekarang, segalanya juga berubah. Ketersediaan waktu, kondisi fisik, dan emosional.
Tapi saya selalu bersyukur diberi kesempatan menyicipi banyak rasa dalam hari-hari saya.

Oh well, sebuah perjalanan juga mengubah arah hidup saya sekarang. Perjalanan yang tidak pernah sedikitpun saya impikan untuk saya alami. Sebaik-baiknya manusia menentukan, tetap Tuhan yang beri jalan kemana cerita harus berlanjut.

Saya tidak mau berharap banyak lagi seperti sebelumnya. Saya hanya meminta, jalan apapun yang Ia berikan, kuatkan saya untuk menjalani. Ia tempatkan halanganpun, kuatkan saya agar lulus ujian.

Akhirnya harinya tiba. Hari dia datang kepada kedua orang tua saya, dengan membawa kedua orang tuanya. Mereka mengutarakan niat bait mereka dan disambut baik juga oleh orang tua saya. Walaupun saya tahu, ini akan dia lakukan, tapi tetap saja saya senang bukan kepalang. Jalan yang tidak saya sangka, dengan orang yang bahkan dimimpi pun tidak.

Mungkin bawaan kita yang awalnya sahabatan banget, sampe sekarang kita agak kesulitan untuk berlaku "manis" layaknya pasangan. Secara hari-hari kita dulu penuh caci maki candaan dan panggilan jelek lainnya. Tapi kayaknya belakangan ini saya dan dia sama-sama berinisiatif untuk pelan-pelan saling melembuti satu sama lain :D ya kan pengen juga romantis sekali-sekali gitu :p
Apalagi mulai sekarang kita udah harus prepare apa-apa yang kita perlukan, prepare tidak hanya lahir, tapi juga batin. Dan itu bener-bener nggak mudah. Sudah berapa kali kita selisih kecil gara-gara macem-macem, ya selera, ya kegesitan. Dia cenderung santai dan agak lelet, itu kadang buat saya gemes sendiri.
Dengan waktu yang sangat terbatas di sela-sela kesibukan kerja dan dikejar deadline, pastinya saya ada khawatir juga. Tapi dia selalu berhasil mengatasi paranoid saya  yang kadang berlebih
"Kamu kan nggak sendiri, aku pasti bantu kamu kan... Kalo sama-sama ngurusin, kita pasti bisa"
Yak eyymmmm.

Akhirnya dengan mengucap Om Awighnam Astu Namo Sidham, Om Siddhirastu Tad Astu Svaha, saya serahkan segala perkara dan yang menjadi urusan saya untuk dimudahkan sekaligus dikuatkan jika diberi ujian.

*Tulisan ini dibarengi dengan otak yang berpikir siapa lagi yang masuk ke Invitation List. Rrrrrgghhhh, ini aja udah rada semaput. Jreng!!