Sabtu, 14 Desember 2013

8 WEEKS

Sudah jam 10 malam disini tapi saya belum mengantuk sama sekali.
Saya beberapa kali mengelus perut saya menyapa dia yang sedang mendiami rahim.
Akhirnya bahagia yang saya tunggu menjadi nyata.
Petualangan pun dimulai. Yang dikatakan orang sebagai morning sickness akhirnya saya alami. Rasanya luar biasa, campur aduk. Tentu saja mempengaruhi nafsu makan saya yang turun drastis.

Segala upaya saya coba. Sayangnya makanan yang enak enak itu justru dilarang di masa kehamilan muda, hihihi. Good bye KFC, McD, sate ayam, lalapan dan segala yang bakar2 dan instan, apalagi indomi. Tapi jujur, saya kadang curi2 makan indomie. Saya beneran pengen, daripada bayi saya nanti ileran.

Tiap tengah malem juga sekarang saya kebangun untuk buang air kecil dan ini pinggang ikutan pegel linu. Tantangan :-)
Terpujilah para ibu yang pernah hamil. Hamil itu luar biasa menyenangkan dan kadang penuh tantangan terutama emosi.
Mood naik turun itu biasa, saya hanya sampein ke suami untuk pinter pinter jaga mood saya, karena sensitivitas ini semacam meningkat ke highest level. Suami saya berusaha melakukan itu. Iya, karena istri hamil yang ngambek itu lebih menyeramkan daripada monster.
Pernah saya ngambek gara-gara apa saya lupa, suami sampe saya cuekin 2 hari. Untung nggak sering-sering.

Tapi bahagia kok rasanya, menyadari ada dia yang hidup di dalam, ikut semuaaaaa apa yang kita makan dan lakukan, ikut semua mood yang kita rasakan. Amazing. :-)

Rabu, 09 Oktober 2013

One Day in Your Life

Waaaaaaaaaa, sebulan lebih lamanya tidak mengguncang blog. Maklum, tingkat kesibukan saya mencapai maksimal sebulan ke belakang ini.

Malem ini maunya ngereview acara yang berlangsung dari tanggal 9 September bulan lalu, sampai 5 Oktober kemarin ini, tapi bertahap kali ya, berhubung ini badan juga udah capek parah.

Soooooooo, finally a new day has come katanya Celine Dion dan menjadi One Day in Your Life kata si almarhum Jecko.
Pada tanggal 9 September resmilah saya menjadi seorang istri, seorang Nyonya Besar, hahahaha. Menjadi Nyonya I Komang Endiyatna.
Semua rangkaian acara yang berjalan lancar menambah buncah-buncah bahagia di hati saya. Akhirnya setelah melewati kisah yang lumayan panjang, saya dipertemukan dalam sebuah ikatan suci dengan yang tercinta.

Jadi prosesi pingitan sebenarnya sudah dimulai tanggal 7 September, H-dua acara nikah. Tapi, tetep aja saya mau nggak mau harus ketemuan sama Mas, hehehe. Iya saya nitip cairan pencuci softlense ke dia dan dianter ke rumah saya. Ketemu deeeeh, lumayan ngobatin rindu. Dan di tanggal 8 itu saya baru menyempatkan diri perawatan. Spa lengkap plus ratus. Ckckck.... Kebayang, ya, hari-hari saya sebelum nikah yang sibuk bak seorang Syahrini. Kesana kemari.Urus ini dan itu.

Sampailah di tanggal 9, subuh jam 4 saya sudah mandi karena si tukang rias bilang jam 5 sudah di rumah saya. Tunggu punya tunggu periasnya baru dateng jam setengah 6. Maka betelah saya. Dan saya ngerasa riasannya juga tekesan buru-buru. Blekliiiiiiiiiiiissssssssss!!!! Pokoknya blacklist!

Mas bbm saya sekitar jam 9 lewatan gitu, ngasi tau dia dan keluarga besar udah otewe ke rumah. Tapi perjalanan agak terhambat karena ada 5 kecelakaan sepanjang jalan. Memang, daerah asal Mas, Tabanan Bajera, jalannya itu lika liku dan banyak tikungan yang lumayan curam. Sering truk-truk pengangkut barang nyungsep disitu karena beban yang terlalu berat.
Perjalanan yang biasanya hanya ditempuh 30 menit jadi 1 jam lebih. Saya yang udah keberatan mahkota bla bla bla itu rada gelisah di bride room. Lama amiiiir booo. Kepala saya udah cena cenut duluan.

Mas dan keluarga sampai sekitar jam 11an, begitu dipanggil keluar kamar, saya rada malu-malu manja gitu sama Mas, apalagi ngeliat mukanya. Hahaha, LABIL!!
Prosesi adat dijalankan, kita berdua sembahyang sekaligus saya pamitan di pura kecil rumah. Nama adatnya mepamit, dimana si anak gadis mohon pamit karena akan hijrah ke keluarga suami dan tidak menjadi bagian adat di pura rumah itu lagi. Itu hanya simbolis sebenernya, kapanpun si cewek mau pulang ke rumahnya tetep nggak masalah kok. Oke, skip aja ya tentang adat, secara saya juga blasteran, nggak terlalu ngerti :D

Acara berjalan tanpa menyisakan deg-degan di hati saya,sampailah tiba saatnya sungkeman ke orang tua. Sebenernya di Bali nggak ada adat sungkeman, itu Papanya Mas yang minta. Secara keluarga Mas bertumbuh kembang di Jawa, jadilah kita sungkeman.
Nangis??? Jelas laaaaaaaah!!! Apalagi pas meluk Mama. Aaaaakkkk kok rasanya baru kemarin saya di unyel-unyel karena bandel dan sekarang harus bertanggung jawab atas seorang suami.

Kelar acara di rumah saya, ke Tabanan lah kita semua, ke rumah Mas, disana kita adat Mesakapan atau akad nikah gitu deh. Disana di lakukan beberapa prosesi, mungkin nanti akan saya jelaskan beserta fotonya ya. Biar afdol gitu. hehehehe.
Acara di sana juga berjalan lancar walaupun ditemani pusing dan nyut-nyutan super di kepala saya.
Selesai mesakapan, dinyatakan sah lah saya dan mas menjadi sepasang suami istri, dan kita juga dibekali wejangan oleh pemangku yang menikahkan kita.Untuk saling hidup rukun, menghargai satu sama lain, dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah kami buat bersama, dalam hal ini sebuah pernikahan.

Di hari yang sama saya melepas pelukan kedua orang tua saya dengan tangis tertahan. Malu euy nangis depan orang. Merasakan banget, kasih paling sempurna adalah dari orang tua. Saya seperti sekarang tidak lepas dari peran orang tua saya. Dan sampai mati pun saya tetap bawa nama baik orang tua kemanapun saya melangkah.

Ada hal lain lagi yang membuat saya terharu, saat mas berbisik ke saya, "Beneran kamu jadi bojoku, Hun?" sambil menatap saya dalam. Saya hanya bisa tersenyum sambil mengusap lembut anak rambutnya. Iya, aku jadi bojomu, Kampret...
Yang dulu kamu kampret-kampretin
Yang dulu kamu hina dina.....
Sekarang semoga dia bisa buat kamu bangga dan bahagia, Mpret...

I will tell you more about him.. someday, :) 


Minggu, 08 September 2013

Turn from Ms. to Mrs -- 12 Hours Before

"Gimana rasanya? Deg-degan?"

Kalo bilang nggak, ya saya bohong. Kurang dari dua belas jam lagi, tanggung jawab atas saya akan dialihkan dari Bapak ke lelaki yang meminta saya untuk jadi istrinya 3 bulan lalu. Masalah siap, saya sudah siap dari dulu untuk menghadapi ini. Yang bikin deg-degan serangkaian prosesi kali, ya.

Sudah dua hari ini warga desa asal saya terus bergiliran datang ke rumah untuk bantu-bantu nyiapin semua keperluan besok, terutama yang berkaitan sama sesajen dan hidangan. Gotong royong, ini budaya yang paling saya cintai dari pulau ini.
Saya juga nggak kalah sibuk nyamperin tamu-tamu yang datang ngasi selamat.

Dan tadi, saya bertemu mantan calon mama mertua, yang saya anggap seperti mama sendiri. Dulu. Sekarang? Tetap di hati saya, tapi tidak saya tunjukkan seperti dulu. Menjaga perasaan. :)
Saya dihadiahi pelukan, yang tetap hangat sedari dulu. Sedih.

Yang penting sekarang, di depan mata saya disiapkan oleh Tuhan seorang pria yang -astungkara- adalah lelaki terbaik dalam hidup saya, kedua setelah Bapak. Semoga saya diberi kemampuan juga untuk jadi istri yang berbakti dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anak kelak. Semoga segala ujian yang mungkin akan Tuhan berikan, bisa kami lalui bersama untuk memperkuat apa yang terjalin di antara kami.
Semoga kami selalu seperti dulu, sejak dua tahun yang lalu, bersahabat dan memenuhi hari dengan cerita serta tawa

Semoga.












Minggu, 25 Agustus 2013

Available on Sunday Only

Haaaaaah, pupus sudah harapan mengunjungi butiknya mbak MonicaWeber hari ini. Ternyata butiknya tutup kalo minggu, karena mbak Mon gereja.  Aku tau Monica Weber ini dari mbak Adista, yang dulu sekantor sama aku. Awalnya keder juga sihhh, soalnya nama Monica Weber di Bali udah sliwar sliwer bahkan sampe luar negeri. Nggak mungkin murah.

Ternyata, untuk harga sewanya masih standar dan yang paling penting adalah orangnya ternyata ramah bangeeeeeeet. Males banget nggak sih kadang ada desainer yang baru naik daun dikit udah angkat dagu tinggi-tinggi. Saya sampe dibuatin jadwal khusus untuk ketemuan di butik Mbak Mon, yaitu sabtu depan, tanggal 31 Agustus.

Well it means saya harus pasang plang di jidat  saya :
"Available on Sunday Only"

Semoga berjodoh ya sama kebayanya mbak Mon.
Kiss kiss...

Sabtu, 24 Agustus 2013

Ha Min Hahahahahahahahaha

Kenapa Ha Min Hahahahahaha? Mengutip status BBM nya Wida yang tanggal nikahnya sama dengan saya. Hihihihihihi.
Waktunya terus ngeroll, nih..
Nggak berasa udah sampe di penghujung Agustus. Aaaaaaaakkk, itu artinya??? Agustus akan berakhir.

Oke, sesuai postingan blog terakhir, saya lanjut ngereview hasil foto prewed. Hihihihi. Saya suka bangetttt. Dan Mas juga gitu, dia suka banget sama tone editan fotografernya. Rencananya saya akan majang 5 buah foto di resepsi nanti. Satu Foto adat bali, empatnya casual. Ini diantaranya :
i really heart this photo. Hahahahaha.

Basicly saya suka angelnya. Romantisnya dapet. Tapi sayang, kaki saya ketutup. But its ok, jadi kesannya rada candid


Ini adalah konsep levitasi yang akhirnya terwujud. Diantara belasan frame levitasi, ini yang paling dapet. Mama saya ngakak-ngakak liat foto ini

Ada satu foto lagi dengan pose seperti ini tapi kita saling tatap dan sebenernya lebih suka yang itu. Tapi biar deh ada satu yang kita noleh kamera, hihihi

Daaaaaaan.... ini yang kostum bali modifikasinya

Thanks to Gatayana Photography, Bli Antha dan Komang untuk foto-foto spesialnya plus Dewi, si make up artist yang masih sepupu saya. Beneran puas sama make up balinya.

Untuk undangan udah naik cetak dong... Dan pertengahan September bisa kelar. Saya akhirnya pesan di Mia Wedding Jogja , untuk jenis undangan saya pesan 250 buah dan single hard cover dengan board gold sparkling di belakang, bahannya import bo. Jadi agak-agak juga harganya, hahahaha. Tapi untuk pemesanan jumlah kecil, disini termasuk murah dibanding tempat lain.
Kalo souvenir sudah dari jaman dahulu kala mendem di kost-nya Mas. Belum dikirim-kirim juga sama dia ke Bali. Tapi ya udahlah, toh resepsinya masih sebulan setelah acara nikah.

Tinggal masalah vendor dekorasi dan catering. Kita belum DP jadi belum bisa testfood, kebetulan juga ada beberapa hal yang saya revisi dari penawaran mereka dan masih nego untuk harga yang lebih bersahabat lagi, hehehehe.

Untuk electone plus wedding singer sudah ngambil di vendor yang sama dengan dekorasi dan catering
Untuk MC sudah minta tolong sama temennya si Rere dan Ruru, sedangakan dokumentasi liputan dari temen 11photography di kantor.
Hand bouquet disaranin temen bikin aja di florist tidak terkenal di dekat kantor. Bahasanya dia, tuh, ya. Tapi jangan salah, katanya sih bunganya bagus-bagus dan seger-seger, cuma tempatnya yang biasa aja.

Hmmm apalagi ya apalagi yaaaa..Oiya untuk kebaya resepsi nihhh.. Maunya hari ini ngecek ke butiknya, tapi berhubung hari ini hari raya tumpek landep, nggak bisa deh jadinya. Rencananya ada 3 tempat yang akan saya survey :
1. Sinta Krisna (deket banget sama rumah)
2. Monica Weber
3. GSmode Bali
Akhirnya saya nggak jadi pake desainernya Riri, yang tadinya mau buatin saya baju. Soalnya kalo bikin nggak keburu waktunya. Harus ukur, fitting, ribet.
Untuk kebaya resepsi kecil di Bajera (daerah asal Mas) sudah di tangan penjahit langganan. Tanggal 4 saya diminta fitting. Yaiyalah, secara tanggal 7 saya udah dipingit, nggak boleh kemana-mana.

Untuk urusan hari H nikahnya, semua udah beres. Untuk salon, minggu lalu udah ke daerah Megati di Tabanan sama calon mama mertua, milih kostum dan aksesorisnya. Catering, pemasangan tenda, dan sesajen astungkara selesai sesuai deadline. Tinggal banyak-banyak berdoa untuk kelancaran acara. Astungakara ya Tuhankuuuuuu, bantulah hambaMu ini.

Jujur ya, butuh fisik yang bener-bener ekstra nih ngurusin ini semua. Pikiran tentunya. Apalagi kalo ada beberapa revisi desain atau penawaran dari vendor. Syukurnya untuk undangan, saya kirim data Senin, Selasa pembuatan desain plus revisi, Rabu revisi kedua, Kamis udah bisa naik cetak.
Capek tapi menyenangkan. Secara saya cuma punya waktu sabtu sama minggu, jadi bisa dibilang dalam seminggu saya nggak ada istirahatnya. Mas juga akhir-akhir ini pulang kantor di atas jam 11 malem. Agak khawatir juga sewaktu-waktu kondisinya drop. Saya kadang nggak tega, di tengah kerjaannya yang sampe malem masih seabrek-abrek pun, dia nyempetin nelponin saya dan becandaan, suaranya nggak pernah kayak orang susah walopun beberapa kali dia curhat tentang kerjaannya yang bejibun, dan yang paling penting, he treats me so welllllll..... bahkan lebih baik dari jaman sahabatan  *lope lope
Once again, i really really proud to have you Mas kuuuuu....
Semoga berkat Tuhan selalu mengalir untuk kita dan orang-orang di sekeliling kita ya Mas... o:)

Anyway, welcome to H min Hahahahahahahahahahahaha, buat saya dan buat Widayanti Arioka.

Minggu, 11 Agustus 2013

Dalam Satu Minggu Dua Hari

Hoplaaaaaaaaaa.....
Diantara hari libur yang hampir habis, saya kembali bercuap-cuap di blog ini. Liburan yang luaaaaaar biasa tidak seperti liburan. Pastinya karena kesibukan saya menyiapkan keperluan pernikahan.

Akhirnya kita udah fix gedung! Horeeee...
Kita ngambil ballroom di Werdhapura Village and Hotel. Hotel plus bungalow-bungalow gitu deh. Jadi  hotel ini adalah kelolaan Dinas PU. Untuk PNS dapet kortingan lhooo kalo mau nginep disini, dari propinsi manapun.
Tempatnya juga recomended, kok. Parkirnya luas, suasana hotelnya juga enak, rimbun, banyak pohon. Sayangnya lampu jalannya kecil-kecil dan pas malem kita cek kesana, lumayan gelap juga. Penerangan seadanya. Tapi untungnya disupport sama gedungnya yang sip. Harganya juga miring. Untuk sewa ballroom kapasitas 500 orang dan buka kamar 1, nggak sampe 5 juta. Saya kesana sama Mas, Mama dan Bapak saya.

Setelah gedung, urusan printil lainnya menuntut untuk segera diurus. Hunting seserahan dan foto prewed. Oiya untuk undangan setelah tanggal 13 baru saya urus. Libur lebaran soalnya. Rencananya ambil di Kedai Wedding, Jogja.

Kita prewednya hari Kamis, sehari sebelum acara adat ngereraos atau pinangan. Kebetulan fotografer dan make up artisnya dari daerah asal saya, di Mengwi. dan deket rumah pula, dan masih saudara pula, hehehehehe.
Jam setengah 7, mereka udah jemput kita. Jadi di paket prewed ini udah include fotografer dan asisten fotografer, make up artist, sewa baju bali, make up and hair do for casual, sama transportasi. Malemnya itu padahal saya dan mas sampe malem banget nyiapin printil-printil seserahan, sempat ragu bisa bangun pagi. Si Mas otomatis tepar dan ketiduran di sofa ruang tamu saya sampe pagi. Tadinya dia minta bangunin, tapi saya nggak tega karena dia bener bener keliatan capek dan tidurnya lelap banget.
Untuk lokasi pertama, yaitu Danau Tamblingan. Kita sewa perahu di sana seharga seratus ribu. Numpang make up nya di salah satu warung yang ada di situ, yang ada bale-balenya. Nah, ada sedikit cerita, nih. Di warung yang kita tumpangi itu, ibu-ibu pemiliknya agak ngomel nggak enak karena kita sewa perahu di depan, di loket karcis sebelum masuk. Ternyata warung ini juga nyediain perahu plus ruangan untuk make up. Ya, wong kita nggak tau. Fotografer kita akhirnya keliling nyari spot dan sempat ngobrol sama salah satu pemilik warung lain di sana, dan ternyata pemilik warung yang kita tumpangi itu emang sering bermasalah sama pengunjung karena dia berdiri independen, nggak dibawah pengelola kawasan wisata danau tamblingan. Ya sudahlah semoga cepat ditunjukkan jalan yang benar.
Disana kita prewed dengan kostum bali modifikasi. Aduh, fotonya di tab saya, dan saya masih bermasalah sama kabel data saya. Jadi ntar aja, yaaaa, sharenya. Basicly, kita puas sama baju dan riasannya. Untuk pose-pose juga kita untungnya nggak mengalami kesulitan. Yang ribet itu pas ngibar-ngibarin selendang panjang saya, harus ada angin dan kibarnya mesti dramatis, gitu.
Untuk konsep casualnya, kita lanjut di Kebun Raya Bali, kawasan wisata Bedugul. Sebenernya untuk prewed di sana ada charge lima ratus ribu. Cuma berhubung kita kostumnya kesana biasa aja dan mobil nggak diperiksa, jadi aman. Ngeri juga pas diliatin sama security di depan. Secara di bagasi belakang penuh peralatan, baju dan berbagai jenis perlengkapan yang berbau fotografi.
Maunya sih di daerah yang ada cemara-cemaranya, ternyata sepanjangan jalan penuuuuuh banget sama mobil yang parkir plus piknik disana. Akhirnya kita masuk dan masuk ke dalem, ke arah hutan-hutan yang eksotis banget. Udah jalur exit kebun raya sebenernya. Tapi untungnya disana sepi, cuma beberapa mobil yang lalu lalang.
Untuk casual kita pake 2 kostum dan konsep levitasi terwujuuuuuud. Horeeee (lagi). Tapi saya belom liat hasilnya. Si Mas dan saya sampe rempong loncat-loncatan demi levitasi yang oke.
Dan ada satu konsep lagi yaitu panning. Panning ini kita memotret objek yang bergerak. Ini saya dan mas lari-lari ngejar mobil yang lewat, sampe-sampe si Komang, asisten fotografernya minta si pengemudi pelan-pelan aja, hihihihhihii... Sayangnya untuk panning ini muka Mas ketutup. Hahhh, nggak jadi deh.

Finally,Jumat 9 Agustus 2013, digelar prosesi ngereraos, nyedek, atau nyuaka atau pinangan. Hahahahaha, lucu deh, di Bali ini nggak ada istilah lamaran. Adanya "diminta". Habis diminta, biasanya si cewek langsung dibawa ke rumah si cowok. Artinya si cewek sudah menjadi tanggung jawab si cowok sepenuhnya. Cuma saya nggak begitu. Untuk dibawa ke rumah si cowok perlu saksi desa dari kedua belah pihak. Malam itu dari pihak berdua memang nggak ada saksi desa. Jadi nanti pas acara nikahnya, saya langsung diminta, pamit di pura keluarga dan prosesi layaknya akad nikah di rumah si cowok. Ribet ya kedengerannya? Namanya juga adat, ya, bo! Di acara itu yang hadir adalah pihak keluarga besar cowok dan tetangga plus keluarga besar cewek. Ternyata ruameeee banget keluarga Mas yang ikutan. Om tante sampe sepupu dan iparnya.
Di acara itu sayangnya full bahasa bali halus yang saya dan Mas nggak ngerti. Maklum,Bali modifikasi :p
Sampe ada pertanyaan yang diajukan ke saya pake bahasa bali saya bengong dan diketawain sama semua. Ya saya emang nggak ngerti apa yang diomongin. Hahahahaha.
Nah pertanyaan kedua baru deh saya dan Mas nangkep. Pertanyaannya itu kira-kira dalam bahasa Indonesia, "Putu sudah yakin dengan pilihannya". Saya jawab dengan tegas, "Iya,saya yakin sama Komang"  Mas juga ditanya seperti itu. Deg-deg seeeerrrrr..
Dan acara terakhir adalah tukar cincin dan penyerahan barang-barang hantaran.
Terus makan-makan deeeeeh. Senangnyaaaaa malem itu, jari manis kanan saya udah ada yang ngiket, hihihihihi. Perasaan saya membuncah bahagia. Semoga lancar sampe hari H yang tinggal hitungan minggu ya Mas-ku sayang......
 
Dan sabtunya kita langsung cari vendor dekorasi yang sekaligus melayani jasa catering, rias penganten dan cetak undangan. Saya kirain paketnya mahal secara komplit banget paketnya. Ternyata under 50 jeti. Kalo mau ce silahkan nih di http://www.saranadewatabali.com
Tinggal DP dan survey gedung sama pihak dekor untuk nentuin jenis dekorasinya.
 
Pfiuuuuuuuuuhhhh..... Dalam seminggu saya dan Mas bener-bener kayak orang sibuk sedunia. Setiap harinya saya dan Mas dari pagi sampe malem, tengah malem malah, ngurusin nikahan.
Senengnya adalah Mas orang yang bisa diajak rempong-rempongan begini.Kadang ada cowok yang ogah-ogahan kan kalo untuk urusan yan ribet-ribet. Nggak sedetikpun dia biarin saya ngurusin sendiri. Bener-bener pas saya tidur sama mandi aja yang dia nggak nemenin. Love youuuuu pokoknya.
 
Pelajaran berharga lainnya dalam hal ngurusin printilan nikah adalah budget. Wah, ini baru ngerasa menabung itu pentinggggg banget.
Saya dan Mas bukan tipe yang konsumtif, sama-sama nggak suka belanja yang nggak kita perlukan. Bersyukur juga rejeki kita cukup untuk ngebiayain pernikahannya kita, terutama untuk keperluan resepsi. Kalo untuk sesajen adat ya kata orang tua saya itu adalah hutang orang tua kepada anak untuk menikahkan anaknya. Nah, kalo untuk yang lain seperti souvenir, undangan, prewed, dan resepsi saya dan mas sepakat untuk ngandelin diri kita sendiri, kalopun ada kucuran dana dari orang tua, ya nggak perlu banyak.
Jadi berasa aja gitu kerja bertahun-tahun dan abisnya untuk momen sekali seumur hidup yang sakral :)
Soooo,buat kamu-kamu yang akan menikah, nabung deh dari sekarang, supaya nggak bebanin orang tua juga sih. Apalagi kalo kita masih punya adik yang banyak perlu ini itu bersifat materi, seperti kuliah misalnya.
 
Well, nggak sabar nunggu hari H-nya nih.
Tetep mohon doa yaaaa. :)
 

Minggu, 04 Agustus 2013

S for Saturday


Yeyyy late post lagi..
Oiya selamat merayakan long weekend bagi yang merayakan, bagi yang tidak ya syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah.

Yak, dan kenapa saya late post? Karena seharian kemarin saya moved from one place to others.

Sedari pagi menjelang siang, si Mas udah nyamperin, tujuan saya adalah fitting kebaya untuk prosesi adat ngereraos. Pas nyobain ya amplooop, pinggang sama lengan kebayanya kegedean. Rada syok, karena ini kebaya mau dipake bentar lagi. Selain itu juga motif tile di lengan kebanyakan, saya akhirnya minta di benerin. Mana si ibu pake bilang, "kurusan ya?"
aaaah ibu, bilang aja salah ukuran. Jauh banget gedenya sampe sekitar 2 cm. Nggak mungkin lah saya mengecil segitu cuma dalam sebulan.

Next kita ke Litama Jewelry, ambil cincin. Udah jadi, cuma saya minta service lagi karena saya pesennya cincin polos ternyata ada sedikit cekokan karena si tukang kirain pake mata. Berhubung para tukang lagi mudik, akhirnya saya sama Mas ambil dulu cincinnya, setelah prosesi tuker cincin, tak balikin lagi untuk di servis. Mbak yang handle kita sih njanjiin awal september udah kelar. Ya udah, yang penting sementara bisa dipake dulu.

Setelahnya, hunting sandal si Mas. Rempongnya setengah mati, untung ada satu yang sreg. Menjelang sore, saya, Mas dan calon mama mertua hunting kain untuk acara juga, deket rumah Mas sih tokonya, dan yang menyenangkan adalah ntar Mas serba ungu tua, mulai dari udeng, baju safari sampe kain. Walopun ungunya tua banget, yang penting ungu! iya, soalnya saya pecinta ungu

.Wuuufffttt dan kelarlah printil printil di hari itu. Tinggal make appoinment sama fotografer aja untuk prewedding kita. Rencana sih prewed kita konsepnya ada dua, bali modifikasi sama casual. Dari lubuk hati terdalam sih tetep berharap bisa terwujud konsep levitasi, ntar tak rundingin lagi sama Mas

Menjelang malam akhirnya saya bisa mandi di rumah, sementara si Mas temu kangen sama orang tua saya. Kita akhirnya bermalam mingguan setelah seharian nguusin ini itu, jam 9 malam kita beranjak jadi anak emol ke Mal Bali Galeria. Ngiter bentar dan berakhir di Starbucks sekedar ngopi dan nyelonjorin kaki, nggak lupa narsisan dong yaaaa.

Minggu, 21 Juli 2013

Tuhan Mengingatkan

Saya merasa sedang dijewer sama Tuhan. Lewat rasa sakit... Lewat lemahnya tubuh.

Sudah tiga hari ini saya batuk pilek parah dan berakhir pada demam. Mulanya pas tenggorokan saya sakit luar biasa, nggak enak nelen makanan, nggak enak makan, panas dalam. Sampe-sampe di hari pertama sakit saya langung minum adem sari 2 bungkus saking nggak tahannya. Apalagi sepanjang hari pekerjaan saya mengharuskan saya menghadapi nasabah.
Bukannya sembuh, malah makin parah hari ke hari. Dan puncaknya hari ini, saya menggigil nggak enak badan luar biasa sampe muntah abis sarapan.
Si Mas udah pesen ini dan itu, plus larangan-larangan makan minum ini itu.

Ya, ini salah saya juga. Saya yang nggak liat tanda-tanda badan saya butuh di recharge, dan akhirnya malah jatuh sakit begini. Padahal banyak banget urusan yang belum kelar. Kemarin saya nekat bawa si badan menyusuri pasar Sulawesi nemenin si adek nyari kebaya buat hari H saya. Ini kebayanya

Merah darah plus serat emas dan aksen hijau bikin terlihat mewah pas kena lampu karena ada sparkling sparklingnya. Sumpah, deh, saya naksir ini!
Pas hunting kebaya kesana, udah gerimis dan cuacanya mendung nggak jadi hujan gitu deh, dingiiiiiiiiiiin banget!
Dari sana, saya langsung menuju Penarungan, kampung halaman saya, sekitar 15 menit dari Denpasar. Disana saya tidur siang bablas sampe sore. Pas bangun lagi-lagi kaki saya kayak abis nginjek es. Dinginnya minta ampun. Saya juga sempatkan bantu-bantuin tante saya yang lagi bikin banten atau sesajen untuk hari H saya. Makasi ya para tante cup cup muwah...
Sorenya saya paksain lagi liat gedung untuk resepsi di Nari Graha, daerah Renon deket rumah si Mas. Jeprat Jepret dikit, kebetulan disana malemnya mau ada resepsi nikahan. Tapi jujur saya sangat nggak sreg, hiks....

Dan yang lebih menyebalkan lagi adalah pagi ini harusnya saya dan tim 11photography hunting keliling, ke danau Batur ngambil sunrise, Desa Penglipuran di Bangli, lanjut ke Tukad Unda di Klungkung. Perjalanan start jam 4 subuh supaya bisa kekejar sunrisenya. Peralatan perang padahal udah saya siapkan. Batere kamera juga sudah full (saya beberapa kali keabisan batere pas hunting gara-gara lupa ngecharge batere).
Apa daya, badan saya malemnya super kliyengan dan akhirnya saya bbm si pak ketua, Ruru, minta maap karena nggak bisa join untuk hunting kali ini. Kecewa? iyalahhhh.... Selama ini sunrise-an melulu di Pantai hahahahahahaha. Dan saya pengen banget syut Tukad Unda yang notabene sering banget jadi lokasi prewed.

Saya pun baru  inget hari ini saya harus ke kantor untuk buka sistem, karena ada update. Haaaahhhhhh.....
Obat yang saya minum berasa nggak ada pengaruhnya. Sedihnya lagi, si Mas juga sakit ternyata. Tadi dia nelpon saya dan dia lebih banyak denger saya batuk hebat daripada ngomong.Gimanaaa gitu rasanya.
Pokoknya get well soon for us ya, Dear.... :(

Yaaaa, begitulah. Saya berharap besok saya sudah sehat, seenggaknya mampu untuk dibawa ke kantor. Tuhan sekali lagi mengingatkan saya untuk mengerem aktivitas-aktivitas yang serasa mbludak ini. Tuhan mengingatkan badan saya ini bukan robot.
Jadilah hari ini saya mendekam total di rumah. Rencana ke tailor pun batal. Palingan nanti jam 1-an saya ke kantor sebentar.

Ganbatte!!!!! *pasang ikat kepala*

Jumat, 19 Juli 2013

Adisty Luthfi Virgianda

Late post nih, karena semalem saya udah ketiduran.
Dan judul blog ini khusus saya kasi titel nama seseorang yang ........... *saya mikir mau nulisnya, soalnya dia suka ngintipin blog saya :p

Yang lebih dari sahabat biasa buat saya.

Jadi kemaren itu, 18 Juli 2013 adalah miladnya yang ke 25, tua ya bok. Sampe siang emang saya nggak ngucapin. Eeeeh dianya ngambek gitu deh, pertamanya ngomel di twitter, bilangnya ngambek sama saya, akhirnya saya ajak bbman, dengan pengalihan isu, hihihi. Saya ajak ngobrolin topik dia mau berkunjung ke Bali akhir Juli ini, eh tetep aja udah sekianlama chat, akhirnya dia bilang, "poe, masih nggak ingat ya?", hihihi. Sukurin!!!

Saya memulai persahabatan itu dari kelas 3 jaman SMA. Untuk gimana bisa sahabatan udah pernah saya bahas di awal saya punya blog ini.
Buat saya, dia itu juga seperti kakak yang protect sama adeknya. Kebetulan juga dia lebih tua bulan dibanding saya.
Lucunya lagi, kejadian kita sepanjang persahabatan ini nyaris sama. Waktu kuliah kita pernah punya pacar yang bersahabat juga, waktu dia putus, nggak lama saya putus juga. Dan putusnya juga karena sebab yang sama. Halah!
Nggak lama kemudian dia jadian sama temen SMA kita yang waktu itu kuliah bareng di Jogja, dan terlihat settle banget di mata saya.
Di akhir 2010 saya deket sama mantan yang terakhir, ngambil S2 juga di Jogja. Waktu itu saya rutin sekian bulan sekali ke Jogja, gantian sama pacar yang ngunjungin saya ke Bali, ya sekedar ngunjungin si pacar sekalian ketemuan sama si kuncrut satu ini.
Pacar saya dan dia waktu itupun setipe. Makanya kalo lagi sebel, ngalirlah cerita cerita keluh kesah yang jenisnya itu itu aja hihihi.

Sampai pada akhirnya, saya memutuskan bubar dengan mantan saya itu karena suatu sebab yang nggak akan saya publish disini. Berat, tapi harus demi kelanjutan hidup saya juga. Padahal waktu itu orangtua mantan saya yang notabene masih keluarga saya juga, udah sedikit sedikit nyiapin pernikahannya kita, tapi saya minta maaf karena tetep nggak bisa ngelanjutin hubungan kita dengan kondisi waktu itu.
Layaknya sahabat, Disty adalah salah satu orang yangmendampingi saya melewati masa itu, walaupun hanya lewat telpon atau kata kata di bbm.
Kesedihan saya sedikit  terobati waktu saya denger kabar bahagia dari dia. Dia juga mau nikah! Secara mereka udah lima taunan pacaran dan nggak ada muara terindah selain pernikahan. Akhirnya saya bisa mendengar cerita cerita bahagianya waktu nyiapin pernikahan. Ini yang saya tunggu tunggu, saat Adisty Luthfi Virgianda yang vokal dan frontal itu memutuskan untuk tunduk pada lembaga pernikahan.
Saya rutin menyimak ceritanya mulai dari cerita seneng sampe cerita riweh dan pusingnya dia menyatukan isi kepala 2 keluarga besar.
Tapi ya balik lagi ya, sebaik baiknya usaha manusia, tetap Tuhan yang Maha Merencanakan hidup manusia. Musibah KECIL, iya kecil, menimpa Disty. Menggempur kesadaran, termasuk logikanya. Dia akhirnya batal menikah di akhir tahun ini. Saya ikut spot jantung dan sedih luar biasa. Saya tau tipenya dia. Dan saya tau, ini berat. Sama seperti saya beberapa bulan yang lalu.

Dengan apa yang tersisa, dia tetap harus melanjutkan hidup. Begitu baiknya Tuhan menjauhkan dari apa yang bukan terbaik untuk kita. Itu hal yang saya dan Disty syukuri saat kami sama2 memutuskan untuk lanjut berjalan dengan kisah baru.

Dan kini, saya sedang menjelang hari bahagia, begitu juga Dia. Semoga kali ini kesamaan kesamaan kejadian yang dulu terjadi lagi. Bedanya yang sekarang harus kejadian bahagia donk.

Happy belated birthday ya kakakku, sahabatku, teman berdebatku.
Life is about choosing. Setiap pilihan ada resiko dan konsekuensi. Jalanilah, karena memang untuk itu kita terlahir, melakoni drama yang kita pilih sendiri.
Tuhan Maha Baik ya, diberikanNya sekarang pria luar biasa yang bisa menerima kegilaan kita, just the way we are.
Tuai bahagia dengan cara kita sendiri ya :-)

I love u so muh *smooch*

Kebaya Oh Kebaya

Hey, blogger.. Bener bener nggak berasa (kayaknya sering banget ngomong gini) udah hampir akhir juli aja.
Saya masih disibukkan oleh urusan pekerjaan dan tentunya persiapan harinya saya. Hihi.

Jadi, 2 hari yang lalu,tanggal 17, saya ditelpon sama mbak-mbak Litama Jewerly untuk fitting cincin, berhubung cincin pesenan kita udah setengah jadi. Pas saya cobain, duh, merinding gimana gitu masih nggak yakin aja ternyata waktunya udah di depan mata.
Si Mas baru bisa fitting sebelum lebaran. Satu urusan kelar sudah.

Untuk kebaya resepsi, saya masih stuck, masih googling sana sini. Minggu lalu udah hunting tempat penyewaan kebaya sama Mas dan Riri, pacarnya temen kantor kita. Kebetulan Riri ini salah satu Jegeg Bali 2012, semacam kontes2 Abang None gitu deh, jadi dia banyak punya referensi tempat penyewaan kebaya dan salon.
Kita akhirnya ketemu sama pemilik salonnya, Bli Gus. Sempet nyobain beberapa kebaya tapi kok eng ing eng modelnya. Rada susah di Bali nemuin kebaya nasional, kebanyakan kebaya modifikasi bali gitu dan saya nggak terlalu seneng.
Akhirnya Bli Gus bilang mau buatin saya kebaya. Wow!! Saya bebas pilih warna dan model, dan saya hanya perlu bayar seharga sewa! Karena nantinya baju ini akan dikembalikan lagi le bli Gus.

Ada beberapa contoh kebaya yang warnanya pas sama tema saya, pink gold. Tapi untuk model pastinya nanti saya konsultasiin ke bli Gus dulu.

Dan sabtu besok ini rencananya baru mau hunting kebaya buat mama dan adek cewek saya, sekaligus kebaya untuk yang berjilbab deng, secara yamg pake nenek saya.
Semoga semua bisa lancar, ya, Bloggerssssssss... ^.^





Sabtu, 06 Juli 2013

I'm PROUD to Have You (Still on Road to Wedd)

Happy weekend Blogland, have a fascinating date, fascinating togetherness and fascinating day.
pa
Aaaah sudah Juli, lho, ya. Cepet, ya. Waktunya berasa marathon. Dan harus menunggu seminggu lagi untuk ketemu sama Mas.
Kali ini saya ditemani Jason Mraz lewat Lucky-nya. Liriknya menampar saya, hihihihi.
Well, akhirnya hari ini ada kemajuan.
Dari awal memang saya dan Mas bagi-bagi tugas untuk nyiapin acaranya kita. Apa yang bisa kita lakukan, ya kita lakukan.

Jadi, upacara pernikahan adat Bali itu ada beberapa rangkaian.
Salah satunya adalah Ngidih (Minta). Jadi Ngidih itu keluarga si cowok akan menjemput si cewek untuk di pingit dan dibawa ke rumah si cowok sampai Hari H berlangsung. Berapa lamanya sih tergantung daerah, ada yang seminggu sebelum upacara pernikahan, ada yang tiga hari, malah ada yang sehari sebelum, dan itu kayaknya saya, Hehehehehe.
Tadi saya keliling toko kain di Jalan Sulawesi bareng Dayu Mas, dan Gek Ari berburu kebaya untuk Ngidih. Nggak keliling, sih, cuma masukin beberapa toko aja karena saya juga tipenya nggak suka lama-lama.
Akhirnya kita masuk ke toko kain yang emang bagus-bagus banget kainnya dibanding yang lain.
Pertamanya, kita bertiga masih nyari-nyari warna yang perpaduan pink salem dan gold, ada sih tapi kok nggak sreg gitu sama polanya, karena rencananya kebayanya mau saya jait tile. Akhinya kita ketemu yang warnanya suka banget, cuma ini pink aja, nggak ada aksen goldnya

yang kiri yang bikin jatuh hati, yang kanan pink salem perpaduan coklat gold gitu 

Eh, tapi akhirnya kita masuk ke toko sebelah lagi karena ngerasa terlalu sedikit toko yang kita masukin hehehehe *dasar cewek.
Dan akhirnya ada kebaya model baru yang bikin kita naksir. Yang tadinya cuma saya yang niat belanja, Dayu dan Gek Ari ikutan belanja motif yang sama, cuma beda warna. Saya pink fusia, mereka berdua kompakan warna broken white. Sayang banget foto kainnya adanya di henpon yang satunya dan entah kenapa itu henpon semacam ngambek kabel datanya.
Kainnya itu motifnya rapet banget dan sparkling gitu deh, jadi pas kena terpaan lampu itu mewaaaah banget, tinggal saya cari selendang warna coklat emas aja. Kebetulan kain songket saya udah ada, dan itu adalah songket Sambas, oleh-oleh Nenek yang dateng dari Pontianak.
Saya juga beli kain tile polos warna kulit untuk modifikasi kebaya ini nantinya. Lumayan murmer juga toko itu. Dan karena kita bertiga beli, didiskon deeeh sama embak yang jaga. Tapi kok saya lupa nama tokonya, maaf ya.

Setelah kelar menjelajah pasar, kita makan -ngemil, sih, tepatnya- di Gula Bali The Joglo. Abis itu lanjut ke Ayulia Kebaya untuk ngejahit kebaya saya. Dari jaman wisuda saya jahit disini, dan sreg aja gitu sama jahitannya.
Pas disana, saya ngobrol-ngobrol sama Mbak Sukma namanya, tentang modelnya. Tapi oh tapi, Mbak Sukma bilang bahan kebaya saya bakal rusak kalo dimodifikasi, karena motifnya yang terlalu rapat. Jadi kalo aksen-aksennya digunting untuk ditempel ke tile, kainnya bakal mencuat-cuat. Mbak Sukma menyarankan saya untuk mengganti bahan. Whattt...
Saya rada kecewa. Padahal tadinya, dengan bahan yang sama, saya mau beli bahan itu juga untuk pagar ayu pas resepsi, tapi yang warna gold, dipadukan selendang pinggang warna pink. Udah kebayang lucunya kayak apa.

Akhirnya Dayu menyarankan saya untuk coba ke penjahit langganannya, ya memang bukan kelasnya Ayulia sih. Tapi katanya disitu lumayan juga. Akhirnya kita nanyain bisa nggak bahan seperti yang kita punya dimodifikasi tile. Ehhh si ibu dengan cueknya menggunting satu pola motif kebaya saya, dan bilang, "Bisa, kok, tergantung yang motong. Nih, kainnya nggak lepas-lepas atau mencuat kok kalo dipotong"
Aaaaaaaaah, saya legaaaaa luar biasa, akhirnya saya jahit kebaya disitu, dengan ongkos jahit yang jauuuuh juga lebih murah daripada Ayulia. Mudah-mudahan hasilnya juga memuaskan.

Sementara itu, si Mas juga rempong nyari souvenir sama tantenya. Ke daerah Jatinegara kayaknya ya, ya ampun pelupa saya parah banget. Kalo nggak Jatinegara, Tebet gitu deh.
Disana saking ruamenya yang belanja dan beragamnya jenis souvenir, dia uring-uringan sendiri. Yahhhh cowok sih ya, urusan begini-begini udah bingungnya luar biasa. Untung banget ada tantenya yang ngasi saran ini dan itu.
Akhirnya pilihan jatuh ke kain kotak tisu. Kita pesen 3 warna sesuai tema resepsi entar.  Gold, silver dan merah marun. Maunya pink, tapi nggak ada. Hehehehee.
Setelah deal, akhirnya si tante nalangin DP nya dulu, berhubung si Mas nggak bawa cash, soalnya tadi rencana baru survey aja. Dan katanya dua minggu udah kelar. Untungnya bukan barang pecah belah, jadi pas mas pulang bisa dibawa pake kardus biasa.

Duh, bangganya punya si Mas yang mau susah-susahan, rempong-rempongan biar nggak semua aku yang ngurusin. Luar biasa pengertiannya dari awal kita nyiapin semua semua.
Heran juga, saya gampang sensi akhir-akhir ini, kepikir kerjaan, dan tentunya urusan ini juga, dan si Mas yang paling sering kena imbas. Dia juga mungkin ngerti ya kenapa saya begini, dan dengan sabarnya dia selalu nenangin jiwa saya yang labil ini saat saya nyerocos kayak emak-emak kehilangan jemuran, huehehehe..
Tapi ini bener-bener makin ngedeketin kita, pelajaran juga, yang dibutuhkan dalam masa-masa kayak gini itu ya fokus, kerja sama, dan komunikasi. Itu nggak jauh beda sama keadaan berumah tangga yang nggak selalu mulus-mulus aja.

Mudah-mudahan, bersama restu Tuhan, kita selalu kuat ya, Mas... :)

Sabtu, 29 Juni 2013

Dari Tohpati Castle Kamar 1

Malem minggu ini malam minggu terakhir di Bulan Juni. Ah, sampai jumpa tahun depan ya, Juni. Senang sudah dihantarkan pada momen-momen luar biasa sepanjang Juni.

Si Mas lagi di Bandung, dong. Kondangan bareng mama-papanya dan tante-omnya. Waduh, itu anak nelpon sejam tiga kali cuma buat laporan. Laporan kondisi lapangan dan makanan. Udah kayak reporter lapangan tipi wan.

Dari beberapa foto yang doi kirim, buset sebuset busetnya deh resepsinya. Garden party gitu konsepnya, luas banget kayak lapangan golf. Dan mewah, of course.
Dia laporan untuk pembukanya, dia udah makan tiramisu, sushi tei, kambing guling, sama rib steak. Minumnya starbucks. Resepsi sekaligus cafe kali, ya.
Dan itu belum ke menu utama alias main course.
Nggak heran gembrotnya ampun-ampunan sekarang.
Dia juga katanya sempat belanja di Rumah Moda, nyari jas-jas unyuk buat prewed sih katanya, dan mau beliin aku baju juga, yang langsung aku tolak mentah-mentah.
"Pantang loh belum nikah udah beli-beliin baju. Yang nggak boleh itu baju, parfum, dompet," saya nyerocos di telepon saat dia nyampein niat beliin saya baju.
Dia udah dua kali beliin saya parfum dan selang berapa hari saya ngasi dia selembar uang (jumlahnya nggak usah! heee) sambil bilang, "Mas, ini aku bayar parfumnya, ya. Makasi"
Jadi katanya kalo dibeliin parfum itu, kita harus ngasi uang ke si pemberi, walo ngasinya cuma seribu perak. Yang penting ada yang kita bayar.
Ya, katanya orang tua gitu, ya aku nurut aja. Hihihihi..

 Well, ini saya sakit pinggang sebenernya, nggak bisa bungkuk. Hiks. Dicerewetin abis-abisan sama mama dan mas.
"Kamu itu lo paling males minum. Makanya minum air putih banyak-banyak. Ini minum cuma pas makan aja. Gimana, sih?" Mama pagi-pagi udah merepeeeeeeeetttttttt.........

Nggak lama henpon saya nyanyi lagu Coba Katakan-nya Maliq n D'Essentials, si Mas.
"Kenapa itu bisa sakit pinggang begitu? Minum dong yang banyak. Apalagi kerjanya duduk terus, Bangun pagi itu wajib minum segelas, mau berangkat minum, sampe kantor minum lagi. Pokoknya 8 gelas per hari. Terus olah raga donk pagi-pagi"
Ya, sukurlah dokter yang ini mendingan, repetnya nggak pake ngomel.

Siangnya saya ngajakin Mama sama adek saya belanja dan makan. Ceritanya abis dapet rejeki (Astungkara). Abis belanja dan makan, saya ke gedung calon tempat resepsi. Tadinya sih janjiannya jam 3 sama Office Manager, cuma saya kecepetan sampe. Ya udah, akhirnya saya ketemu staffnya, namanya Pak Nyoman.
Jam 7 malem ini ada wedding reception juga disitu, jadi pas saya kesana, dekor dan stand makanan udah siap.
Hmmm, tapi menurut saya dekornya standar banget. Saya mau posting fotonya tapi kabel data saya nggak tau nih kenapa dibilang unrecognized dan di reject sama windows. Ck!
Pas saya tanya, ternyata si penganten ngambil paket silver.
Jadi ada 5 wedding package disitu. Bronze, Silver, Gold, Platinum dan yang paling komplit adalah Diamond.
Shine bright like a diamond, jrenggg - nyanyi dikit.

Nah, saya nggak tau dekor yang minim itu apa karena pengaruh pemilihan paket yang notabene nomor 2 terbawah apa karena warnanya yang kaleman. Temanya biru, silver, putih. Dan nggak "ngangkat" di mata saya. Nggak tau juga kalo udah kena lighting ya. Pak Nyoman juga mengakui ini dekorasinya kurang elegan dalam hal pemilihan warna karena menyesuaikan permintaan si penganten.
Oke, kemaren sempat mikir mau pink salem-silver dan saya ketakutan jadinya liat dekor tadi. Saya jadi mau nambah Pink-Merah-Gold-Silver.Pink Merah Silver untuk dekor pelaminan, Merah Gold untuk dekor ruangan. Entah kayak apa jadinya. Saya juga nggak tau.
Akhirnya saya foto-foto aja itu ruangan dan saya kirim via LINE ke Mas. Eh, pas saya lihat hasil fotonya kok lumayan juga. Jeng jeng jeng...

Akhirnya saya BBM Wida, temen sekantor saya yang hari nikahnya sama kayak saya (untung beda posisi, dia teller, saya CS. Jadi bisa cuti barengan pas nikah). Dia tadi lagi barengan sama temennya yang mantan WO. Terus ngasi referensi gitu, deh, untuk tempat-tempat resepsi. Ooooh luar biasa, deh! It drives me sooo crazy. Yang begini-begini lumayan bikin sakit kepala juga, Sodara-sodara (selain sakit pinggang, tentunya).

Sakit tapi senang ~

Kamis, 27 Juni 2013

Tentang Lelaki Hebat dalam Hidupku

Saya mungkin udah berkali-kali bilang di blog ini bahwa saya suka hujan, cinta hujan, dan menikmati hujan.
Saya selalu suka aroma tanah basah berpadu rumput yang tercium samar :)

Seperti malam ini, hujan membuat beranda basah, namun hati menghangat. Dentuman nada hujan seperti merangkai nada. Saya pasti tidur nyenyak malam ini.

Hujan.

Sehabis hujan lalu terbitlah matahari yang udah siap membalas dinginnya hujan, datang menghangatkan dan mengeringkan.
Nikmatnya luar biasa.

Beranda di depan basah.
Hujan ini sepertinya terlalu deras.
Kamu, calon pelengkapku, sedang apa? Ah dia masih kerja. Meeting dengan salah satu Group Head perusahan milik negara, katanya tadi di telepon.

Saya menghabiskan malam sendu-sendu syahdu ini dengan browsing sana sini.
Si mas bikin senyam senyum hari ini.
Dia mengirimi saya something sweet di LINE, dan bikin saya ngakak-ngakak senang.
He's always full of surprise. Dari awal deket rasanya dia nggak berhenti bikin saya senyam senyum, walaupun kadang suka bikin sakit kepala juga :)

Oh iya, akhirnya dia menanggapi usul saya untuk pesan wedding invitation di jogja. Tanggapannya adalah :
"Nanti kalo mau pesen di Jogja, suruh Intan aja kesana. Dia kan deket."
Teteuuup kurang merestui saya yang kesana. :D
Itu lelaki hebat saya.

Tapi saya punya lelaki hebat satu lagi. Terhebat dalam hidup saya.

Semakin kesini, semakin saya merasakan waktu yang sedemikian berharganya dengan orang tua. Apalagi Bapak saya. Bapak bukan tipe yang dengan santai mengumbar mesra ke anaknya. Bukan juga tipe yang mencium pipi atau kening saat bertemu. Tapi saya rasakan sekali (dan Mama saya juga nyampein hal yang sama), Bapak terlihat berpikir, anaknya yang dulunya sebelum beliau berangkat kerja harus diajak keliling komplek perumahan dulu, sekarang sudah menjelma menjadi si matang yang siap dipetik.
Ini mungkin yang namanya ketidaksiapan seorang Ayah menjelang hari H anaknya?
Jujur, saya sedih. Bapak bukan orang yang ekspresif dari dulu. Saya yang dulu rangking kelas, yang terima piagam ini itu, yang dapat penghargaan saat wisuda S1, pujian setinggi langit hampir tidak pernah keluar dari mulutnya. Tapi saya tau beliau bangga. Bangganya ditunjukkan dengan apa-apa yang telah beliau katakan kepada adik-adik saya tentang saya, ditunjukkan dengan apa yang beliau lakukan dan berikan ke saya. Bukan dalam hal materi seperti uang dan barang. Tidak.
Saat saya mengutarakan niat untuk melanjutkan kuliah profesi lagi, Beliau langsung menyetujui dan mempersiapkan semua yang ada kaitannya dengan pendidikan saya, terutama dana.Apalagi saya memutuskan untuk hijrah ke kota ini. Apapun yang menunjang, Beliau sediakan. Bapak bahagia anaknya senang sekolah, karena dulunya untuk sekolah Bapak harus jualan es lilin.
Saya?? Semua sudah lengkap dari fasilitas sampai dukungan moril. Apa lagi yang bisa saya lakukan selain membahagiakan dan membuat Bapak bangga?
Dan tentang memilih.
Walaupun tidak disampaikan dengan lisan, saya tau Bapak tenang, dan Bapak percaya penuh pada calon suami saya. Yang dulunya beliau tau dia hanya sahabat saya.
Itu juga yang Mama sampaikan ke saya. Dengan tipe calon suami yang seperti Mas, Bapak merasa sudah tepat menitipkan saya kepada calon suami saya itu. Untuk dijaga, dibimbing, dan melangkah padu membangun keluarga baru. Bapak ikutan excited menyiapkan keperluan pernikahan saya, tetap dengan pribadinya yang cool :)
Mulai berandil dalam memberi pendapat ini dan itu.
Ini yang Bapak tunggu, setelah sebelumnya sempat kecewa dengan apa yang pernah terjadi antara saya dan masa lalu saya.
Saya ingin teruuus sederhana seperti Bapak. Si sukses yang tidak pernah sombong dan selalu murah hati.

Saya tidak menuntut seorang suami yang sempurna, tapi saya berharap supaya selalu mendapatkan rasa aman dan nyaman dari suami saya, seperti yang saya rasakan sepanjang umur saya bersama Bapak, lelaki paling hebat dan setia kepada keluarga. Pahlawan keluarga saya.

Bapak, ini anakmu yang baru mulai belajar jalan kembali....
Dulu,  24 tahun lalu, tangan ini yang kau genggam dan jaga saat kaki lemahnya mencoba menapak bumi dengan sepatu hasil keringatmu.
Kau tuntun, kemudian perlahan kau lepas namun tanganmu siaga di sisi kiri kanan tubuhku...

Dan tetaplah seperti itu, Bapak....
Lepas perlahan aku untuk belajar membentuk pribadiku seutuhnya.....
Namun tetap siagakan aku dengan doa-doamu yang memagari imanku, fisikku dari segala arah....
Suatu saat tangan kecil ini mungkin yang akan membantumu untuk bangkit menghampiri cucumu..
Dan kau tau, tangan kecil ini sedang berusaha melalukan hal besar untukmu...
Untuk Bapak.....







Senin, 24 Juni 2013

Hari-hari Lari-lari

Iya, hari mana mau menunggu. Dia berlari sesuka hati, kita letih berkejaran.

Akhirnya tiba di penghujung Juni. Juni punya banyak rasa, banyak cerita, banyak tawa, sedikit duka, hehehehehehe.
Masih dalam acara Road to Wedding.
Kepala saya makin cenat cenut mengingat Juni yang sudah mau habis.
Well, tadi sudah diskusi kecil, sih, sama geng Papskipapap (ini asal namanya gara-gara ngakak-ngakak nonton youtube stand up comedy si Babe). Ruru dan Gusdar, yang tak lain tak bukan juga anggota klub fotografi kantor Sebelas Photography.

Tadi sudah ngomongin konsep kasar, ngomongin -ehem- kompensasi jasa (bahasa donk, bahasa!).
Kita rencana marathon-an 3 hari, dengan konsep yang berbeda tiap harinya. Masih kekeuh sama levitasi sih sayanya, si calon mah iya iya aja dia, dia cuma ngasi ide untuk tone sama kostum.
Mikir lagi, nyari tukang make up dimana ya --__--"
Pokoknya gitu, deh. Mungkin nanti dimatengin lagi. Secaraaaaaa sayanya minim koleksi dress-dress unyu kayak cewek-cewek tantik masa kini. Rok aja cuma punya rok sekolah. Rancabana!
Wedges? Heels?? Ya, ada sih, tapi kalah saing sama sneaker dan kets. Ohlala.

Hmmm, tadi juga udah nyegat si Intan, anak cabang Bandara. Secara doski juga mo merit di waktu yang berdekatan sama saya. Nanya seputar undangan sama souvenir dan perhitungan ekspektasi jumlah souvenir yang baik dan benar.
Untuk undangan dapet rekomen di kedaiwedding.com, dan lokasinya adalah.... jreng jreng.. JOGJA!
Si calon diem bentar dan nanggepin dengan nada yang susah saya artikan :p
Vendor masih berburu. Rada kurang sreg sama vendor lokal disini. Selain costnya jauh banget sama luar Bali, desainnya juga biasa aja.

Ini juga nih, rada rempong. Saya dan cami nggak mau pake foto di undangan. Undangan itu kan pada dasarnya informatif. Itu sudah cukup. Secara namanya undangan itu habis manis sepah dibuang. Mending budgetnya dialokasikan untuk yang lain. Tapi si mamake pengen pake foto. Ah, entahlah.

Dan kegalauan berikutnya adalah apakah saya perlu memasukkan nama kepala wilayah kantor saya. Dia orang paling tinggi secara organisasi di perusahaan saya. Sekaligus tidak terlalu dekat dengan kita-kita yang level "begini". Kalo nggak diundang, ada beberapa orang kanwil yang saya undang. Kalo diundang ntar dia nanya ke sekretarisnya, "Tata itu yang mana ya?"
Cami saya bilang nggak usah. Hahahahahahha. Ini bawaan sensi kayaknya.
Berikutnya mantan. -Ewwwww-
Kalo dia sih ngundang secara pribadi enggak, tapi undang secara universal iya. Eh iya, mantannya itu satu sekolah gitu deh sama dia pas SMA. Jadi mau diundang mengatasnamakan "SMA TRIM*RTI angkatan 2002". Ya, saya mah welcome aja. Nggak masalah lah itu. Nggak ngaruh.
Kalo saya?? Mantan yang mana dulu, nih. :p

Sampe sekarang juga belom sempat ngecek gedung untuk resepsi. Sejauh ini komunikasi saya via email sama telpon aja sama pihak gedung. Sukurnya di paket yang kita pilih, udah include wedding organizer dan catering. Lumayan buat tenang, jadi saya nggak perlu nyari vendor dekorasi lagi. Tapi saya disaranin untuk liat portofolio dekorasi gedung mereka. Tanggal 29 saya udah janjian sama pihak gedung.

Untuk tema. Nah ini nih. Namanya orang tua ya, ada aja pantangannya. Katanya nggak boleh ungu dan biru. Pengen nangis meraung raung. Tadinya saya maunya Ungu-Silver atau Ungu-Gold!!!! :( :( :(
Udah googling liat-liat perpaduan warna. Pink salem-gold-silver looks good enough.

ini nih contoh pink silver. lucuk tapi kok nyewek banget ya. mentel gitu. basicly i dont like pink.
nah ini, iniiiii.... ungu!!!! :(( naksir tooooooo

oren-broke white??? hmmm


So far sih untuk warna masih berat ke ungu (teteup)! :D

Semoga cepet ngambil keputusan ya, Tataaaa... Checklist lain menunggu untuk dijamah.
Ganbatte!!!


Sabtu, 22 Juni 2013

Tuhan Tidak Mengambil, Hanya Menukar dengan Yang Lebih Baik

Tuhan tidak mengambil, hanya menukar dengan yang lebih baik.

Quote itu saya dengar dari seorang teman saya dan juga saya temukan di buku.
Lama ya saya nggak buka blog ini. Ah, dengan tingkat kesibukan kerja seperti sekarang, segalanya juga berubah. Ketersediaan waktu, kondisi fisik, dan emosional.
Tapi saya selalu bersyukur diberi kesempatan menyicipi banyak rasa dalam hari-hari saya.

Oh well, sebuah perjalanan juga mengubah arah hidup saya sekarang. Perjalanan yang tidak pernah sedikitpun saya impikan untuk saya alami. Sebaik-baiknya manusia menentukan, tetap Tuhan yang beri jalan kemana cerita harus berlanjut.

Saya tidak mau berharap banyak lagi seperti sebelumnya. Saya hanya meminta, jalan apapun yang Ia berikan, kuatkan saya untuk menjalani. Ia tempatkan halanganpun, kuatkan saya agar lulus ujian.

Akhirnya harinya tiba. Hari dia datang kepada kedua orang tua saya, dengan membawa kedua orang tuanya. Mereka mengutarakan niat bait mereka dan disambut baik juga oleh orang tua saya. Walaupun saya tahu, ini akan dia lakukan, tapi tetap saja saya senang bukan kepalang. Jalan yang tidak saya sangka, dengan orang yang bahkan dimimpi pun tidak.

Mungkin bawaan kita yang awalnya sahabatan banget, sampe sekarang kita agak kesulitan untuk berlaku "manis" layaknya pasangan. Secara hari-hari kita dulu penuh caci maki candaan dan panggilan jelek lainnya. Tapi kayaknya belakangan ini saya dan dia sama-sama berinisiatif untuk pelan-pelan saling melembuti satu sama lain :D ya kan pengen juga romantis sekali-sekali gitu :p
Apalagi mulai sekarang kita udah harus prepare apa-apa yang kita perlukan, prepare tidak hanya lahir, tapi juga batin. Dan itu bener-bener nggak mudah. Sudah berapa kali kita selisih kecil gara-gara macem-macem, ya selera, ya kegesitan. Dia cenderung santai dan agak lelet, itu kadang buat saya gemes sendiri.
Dengan waktu yang sangat terbatas di sela-sela kesibukan kerja dan dikejar deadline, pastinya saya ada khawatir juga. Tapi dia selalu berhasil mengatasi paranoid saya  yang kadang berlebih
"Kamu kan nggak sendiri, aku pasti bantu kamu kan... Kalo sama-sama ngurusin, kita pasti bisa"
Yak eyymmmm.

Akhirnya dengan mengucap Om Awighnam Astu Namo Sidham, Om Siddhirastu Tad Astu Svaha, saya serahkan segala perkara dan yang menjadi urusan saya untuk dimudahkan sekaligus dikuatkan jika diberi ujian.

*Tulisan ini dibarengi dengan otak yang berpikir siapa lagi yang masuk ke Invitation List. Rrrrrgghhhh, ini aja udah rada semaput. Jreng!!


Jumat, 15 Februari 2013

Bukan Cuma Cover Novel

Buku yang Tidak Jadi Saya Beli :D

Percaya kah?? Ini klasik, tentang sahabat yang lalu jatuh cinta.
Banyak sahabat berakhir jadi cinta, namun jarang cinta lalu berakhir dengan bersahabat baik.
Tapi pada akhirnya cover buku ini menampar saya, menyeret saya pada sebuah kenyataan yang tidak bisa dihindari.
Bikin saya males beli buku ini. :D

Selasa, 01 Januari 2013

Friends Are............................................................

Yey, sudah 2013. Terasa cepat, hm??
Kalau saya, iya, semua berjalan cepat. Tentang doa yang dikabulkan, tentang harapan 2011 yang belum terwujud, tentang rangkaian cerita yang mengalun, semua terbungkus dalam balutan 2012.
Bersyukur saya diberi kesempatan Tuhan merasakan 2012. Tahun yang banyak kejutan, tahun yang membuat saya juga belajar banyak, tahun yang memberi saya pengalaman dan cerita baru :)

Saya tidak bisa menjabarkan segala sesuatunya dengan detail. Karena tentu saja memori saya terbatas untuk menceritakan semuanya.
Saya bersyukur juga diberi lingkungan yang tangguh untuk menunjukkan seberapa jauh saya bertahan. Tentu saja saya juga didampingi orang-orang hebat dalam perjalanannya, orang tua, sahabat, dan dia yang menempati hati.

Saya diberi pelajaran baru pada suatu hari yang kami-saya dan para sahabat- lewati. Bisa dibilang saya adalah orang yang cukup selektif memilih sahabat. Oh, sombong, ya? :)
Maksudnya, begini, saya adalah tipikal si mengalir. Saya tidak pernah merasa kesulitan berada di lingkungan asing, membaur dan menciptakan pembicaraan. Tidak, sama sekali tidak, Tapi saat saya memilih orang-orang mana saja yang "pantas" dekat dengan saya, saya tidak bisa sembarangan. Ada yang mengatakan bahwa SAHABAT ADALAH KELUARGA YANG KITA PILIH, entah dari siapa, tapi saya merasa kata-kata itu benar memang.

Jadi, dulu itu saya memang "sempit". Orang terdekat saya hanya seorang Dewa Ayu Ambriyana dan Komang Endiyatna. Hanya dua orang ini yang bisa saya percayakan apapun cerita tentang saya. Kami menghabiskan weekend bersama, mengukir momen-momen manis bersama, sampai akhirnya Ayu harus pindah ke Jogja untuk sebuah alasan. Nggak lucu kan kemana mana saya hanya berdua Endi? Si pria yang kadang lebay plus alaynya minta sunat.

Seiring berjalannya aktifitas dan acara kantor (kantor saya itu hidup sehat, kerja dan party adalah seimbang. Thanks God), saya menemukan kembali orang-orang yang saya pilih.

Ida Ayu Mas Prama Iswari yang rempongnya setengah mati, I Made Runarta yang kadang susah ditebak, I Putu Putra Hartawan yang macho tapi berhati jus stroberi, Dewa Gede Aditya Mahardika yang terkadang teraniaya di atas kasih sayang, dan tetap dengan I Komang Endiyatna yang so sweet dan sok kegantengan.
Kita semua berada di bawah naungan institusi yang sama, cuma beda cabang. Dan yang paling jauh adalah saya di Jimbaran, dan Endi di Bandara.

Sampe pada akhirnya kita waktu itu nonton bareng film 5cm, minus Ruru yang waktu itu kebetulan sedang menunaikan tugas negara (kerja gituuuh). Di awal-awal film kita udah takjub sama beberapa scene yang "KITA BANGET NIH COOOY".  Ceritanya kan film ini ngebahas tentang persahabatan 1 cewek dan 4 cowok dan ditambah 1 orang cewek saat petualangan pendakian. Hampir mirip dengan kita dan karakternya juga ada beberapa yang mendekati. Ngakak asem ya pas nonton gara-gara ada aja celetukan yang keluar saat nonton.

Di mulai dari narator yang dibuka si Zafran. Dari awal juga kita udah "ngena" ini karakternya Endi banget. Sok sweet, romantis, dan lebay alay, tapi baik banget. Kata-kata lebaynya persis.

Lalu kita dikenalkan pada sosok Genta yang paling dewasa dan terlihat berwibawa, pikiran kita langsung melayang ke Ruru. Tampan, Dewasa, misterius di beberapa kondisi, dan kelakuannya paling normal, juga setia.

Lanjuuut ke Arial gitu ya? Benerkan ya Denny Sumargo meranin Arial, si body atlet yang takut deketin cewek. Ngajak kenalan juga pake keringetan. Ini Putra bangett gilaaak. Bodi sama tampang laki abis, gitaris pulak, tapi kalo udah ngadepin cewek ya itu, nciuuuut kayak curut.Dan sampe sekarang yang masih jadi misteri Illahi adalah siapa cewek yang diem-diem lagi dia taksir. We have no clues, hahahahahha

Melangkah ke Riani. Oke, tanpa alasan yang pasti, saya di awal film sudah menobatkan diri sebagai Riani. Hahahahahahaha. Maksa. Riani yang cenderung tomboy itu okelah ngena ke saya, tapi Riani yang langsing dan doyan kuah jelas enggak!! :D Udah, pokoknya saya Riani!

Dan terakhir si Arinda. Manja dan mentel-mentelnya mirip Dayu Mas ini. Bedanya Arinda bisa kalem, Dayu Mas enggak sama sekali.

Yang Ian mah kita nggak dapet. Emang nggak ada yang mirip sih karakaternya. Tapi kebetulan kita deketnya berenam, jadi masa aja si Ian ini adalah Dewa. Hahahaha. Ian gendut, Dewa kurus. Ian bermasalah sama skripsi, Dewa justru cerdas dan pernah ngewakilin kantor untuk lomba nasional.

Dan pada akhirnya, ujung cerita yang bikin ngenes itu adalah Riani yang ngaku suka sama Zafran dan akhirnya mereka nikah. Itu, itu, ya itu deh. Sementara anak-anak pada ributin itu, kenapa bisa pas banget dan saya menyem-menyem kenyem-kenyem.

Oiya kebetulan pacarnya Ruru juga mirip sama Arinda. Dan di akhir cerita juga ternyata mereka suka-sukaan ya. Hahahahha pas!!!!

Yah eniwei, apapun itu, itu kan cuma film ya. Film yang buat kita sadar kalo sahabat itu bener-bener sesuatu yang harus kita jaga seperti jaga diri sendiri.
Film yang mengajarkan, sejauh apapun terpisah, sahabat sejati akan kembali ke rumahnya, ke para sahabatnya.

Hm, selamat tahun baru sahabat 5cm ku. Terimakasih untuk 2012 yang warna warninya seperti pelangi.
Dan selamat taun baru untuk Trio Kwek-Kwekku... Ayu dan Endi, kalian punya tempat sendiri di hati saya. Kalian adalah beda. Kalian adalah cinta. :)
Sampai kapanpun kalian tetap trio kwek kwek saya.

Selamat tahun baru juga buat kamu, melangkahlah, aku baik-baik saja.