Selasa, 08 Desember 2009

Pagi Mengantarkan Sarapan Terbaik : Matahari

Paginya aku suka.
Paginya aku cinta.
Bangun tidur harum rumput mengusik indra pencium.
Pokoknya suka.

Menyeduh teh.
Teh aroma melati.
Tidak langsung diminum.
Tapi dihirup aromanya.
Hm, seperti terapi.
Wangi.
Nikmati saja aromanya menyesap ke rongga dada.
Lalu seruputlah perlahan.
Hebat.
Mau tidak mendung untuk hari ini.
Mau cerahnya matahari.
Lalu pagi dengan senang hati memberi.
Rumahku teraaaang sekali.

Malas mau berjalan.
Duduk saja di kursi teras.
Dingin.
Hawa dingin masih ada, sisa2 malam.
Teh melati tinggal seperempat gelas lagi.

Melihat jam.
Oh, masih jam 7.
Ambil henfon, lalu kirimi Bryan selamat menempuh umur baru.
21 tahun dia hari ini.
Bukan abege transisi seperti 3 tahun lalu lagi dia. :)

Mendung perlahan.
Aku sedikit cemberut.
Kenapa?
Jangan pagi.
Matahari jangan pergi sekarang.
Matahari hangatkan bumi khatulistiwa dulu baru boleh jalan2 ke tempat lain.
Kalau pergi, sarapan ku akan habis pagi ini.
Harus tunggu besok pagi untuk dapat sarapan yang sama....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar